Bakar Semangat Kader Menangkan Pilkada Jatim, Hasto PDIP: Risma Itu Spesialis Atasi Kemiskinan

Madiun – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto melanjutkan safari politik dan konsolidasi di Jawa Timur dengan mengikuti kegiatan partai di Madiun.

Ratusan kader dan pengurus partai dari Kota dan Kabupaten Madiun, serta Kabupaten Magetan mengikuti acara konsolidasi yang digelar di halaman kantor PDIP Kabupaten Madiun, Senin (28/10/2024).

Di dalam acara itu, Hasto hadir didampingi Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy, Anggota DPR asal Jawa Timur Budi Kanang Sulistyono, serta jajaran pengurus DPD PDIP Jatim. Diantaranya adalah Sekretaris DPD Sri Untari dan Wakil Ketua Deni Wicaksono.

“Dalam seluruh gerak kehidupan Ibu Mega, selalu berada dalam semangat bagaimana Indonesia Raya sejati-jatinya diwujudkan. Walau usia beliau sekarang Double Seven, beliau tetap bekerja keras dan mendorong saya ke Jawa Timur untuk menggelorakan semangat perjuangan yang sama dalam pilkada,” kata Hasto.

“Maka tak ada perkecualian, semua harus bergerak maksimum dalam 30 hari jelang pilkada serentak pada November nanti,” tegas Hasto.

Menurut dia, perjuangan memang tak mudah. Dan untuk resep perjuangan menghadapi musuh apapun, suri tauladan terbaik bagi kita adalah Bung Karno.

Hasto pun bicara soal pasangan Tri Rismaharini-Gus Hans yang diajukan di Pilgub Jawa Timur. Menurut Hasto, dalam mencari pemimpin, kuncinya adalah etika dan suri tauladan. Jadi bukan memimpin untuk mencarikan lapangan pekerjaan buat anaknya, bahkan sampai melalui intervensi hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

Sosok pemimpin yang bekerja dengan etika dan suri tauladan adalah Risma, dengan segudang prestasinya saat menjadi Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial.

“Kita mencari pemimpin yang baik. Kita kumpul disini hendak meneguhkan tekad kita. Seorang pemimpin yang baik,” kata Hasto.

“Perjuangan kita ini bukan demi Risma, tapi demi masa depan anak cucu kita. Kalau kita ada tetangga yang tak bisa sekolah karena miskin, maka spesialis untuk atasi kemiskinan dan ahlinya wong cilik, spesialisnya bernama Tri Rismaharini,” kata Hasto yang disambut teriakan dan tepuk tangan riuh.

 

Harus Dimaksimalkan

Hasto melanjutkan, kader partai di wilayah Madiun dan Magetan harus membuktikan bisa menang. Dan syaratnya memang harus kerja keras.

Door to door harus semakin dimaksimalkan dan diperkuat tekadnya. Jangan takut duluan nanti ditanyain bawa uang apa tidak. Kabarkan saja mohon dukungan Bu Risma-Gus Hans dan sampaikan alasannya,” tandas Hasto.

Sementara Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy mengatakan bahwa gerakan pemenangan di pilkada juga harus menyertakan perlawanan dengan cara hukum terhadap upaya intimidasi menggunakan oknum aparat. Yakni dengan gerakan Rekam-Simpan-Laporkan memanfaatkan handphone.

“Rumusnya jangan takut. Kalau kita benar, jangan takut. Kita lawan oknum yang mencoba mengintimidasi,” kata Ronny.

“Kalau kemarin kita di Pilpres kita merasakan intimidasi, kali ini kita lawan. Ketakutan itu ilusi dan kita adalah manusia merdeka. Ingat, Rekam, Simpan, Laporkan, dan lalu Viralkan,” pungkas Ronny.

 

Pemimpin dari Bawah

Hasto pun menuturkan, pemimpin itu dilihat dari keberpihakannya terhadap persoalan masyarakat kecil. Dan calon gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini telah membuktikan itu termasuk saat memimpin Kota Surabaya dua periode.

“Bu Risma pemimpin dari bawah. Memajukan Surabaya jadi kota hebat tapi Bu Risma tidak berubah. Karakternya tetap sama,” kata Hasto yang saat pertemuan didampingi Risma dan paslon Ony-Antok untuk pilkada Ngawi.

Pria asal Yogyakarta itu mengatakan kepemimpinan Risma di Surabaya menjadi monumen hidup sumber percontohan untuk tata kota di beberapa wilayah dengan pendekatan yang manusiawi. Program pengentasan kemiskinannya jelas dengan basis data yang jelas. Dan menyediakan pekerjaan yang layak.

“Mohon bantuan bapak dan ibu untuk memenangkan Bu Risma di Pilgub dan pasangan Ony-Antok di pilkada Ngawi,” lanjut Hasto.

Di kesempatan itu, Risma menyampaikan sejumlah program kerjanya bila kelak terpilih memimpin Jawa Timur. Seperti penataan infrastruktur, membangun kewirausahaan sosial, serta sektor pendidikan yang masih perlu mendapat perhatian.

“Kami ingin kehidupan warga berubah semakin lebih baik,” kata Risma.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *