MADIUN – Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, bencana bisa datang kapan dan di mana saja. Karena itu, dia minta semua pihak selalu waspada dan tanggap bencana.
Sebagai antisipasi datangnya dan menekan dampak yang mungkin ditimbulkan, Pemkot Madiun melakukan pelatihan kewaspadaan bencana.
Setelah melatih masyarakat, kini giliran petugas gabungan yang mendapatkan materi pelatihan.
Pada Selasa (12/10/2021), perwakilan TNI, Polri, BPBD, dan Tagana mengikuti pelatihan kebencanaan di Embung Pilangbango,
Maidi menyebut petugas yang disiapkan ini juga akan melakukan pengecekan titik-titik rawan bencana. Bukan hanya banjir, tapi juga angin kencang dan lain sebagainya.
“Ini mendekati pergantian musim. Ada banyak potensi kebencanaan. Petugas ini nanti akan keliling cek daerah rawan. Apakah daerah banjir, pohon-pohon besar dan lainnya,” ungkap Maidi, Rabu (13/10/2021).
Wali Kota dari PDI Perjuangan ini menyebut aman dan nyaman tidak hanya sebagai slogan semata. Tetapi benar-benar diwujudkan dengan berbagai tindakan.
Salah satunya, antisipasi kebencanaan. Harapannya, dampak bencana bisa diminimalkan jika benar-benar terjadi.
“Kalau kemudian menemukan pohon yang keropos, ya segera dipangkas. Lebih baik dipangkas saat ini daripada nanti roboh dan menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Menurut Maidi, sejumlah daerah di Kota Pendekar masih rawan banjir. Utamanya wilayah timur, meliputi Kelurahan Tawangrejo, Kelun, dan Rejomulyo, khususnya daerah dekat aliran Kali Piring.
Berbagai upaya juga dilakukan, seperti pengerukan sedimen dan peninggian tanggul. Meski begitu, menurut Maidi, aliran dipastikan tidak meluber ke pemukiman jika debit airnya masih sama dengan tahun lalu.
“Kalau debitnya masih sama, tidak akan banjir. Karena sudah kita keruk sedimennya juga kita tinggikan. Tetapi yang perlu diwaspadai kalau musim hujan nanti debitnya lebih tinggi,” kata Maidi.
Di sela latihan ini, Maidi juga meninjau proyek peninggian tanggul tersebut. Dirinya berharap masyarakat turut berpartisipasi dengan tidak membuang sampah ke sungai. Hal itu penting agar aliran sungai tetap lancar.
“Sebaik apapun sungainya, kalau banyak sampah ya pasti akan mampet juga. Makanya, masyarakat juga harus saling menjaga agar tidak ada yang buang sampah ke sungai,” tuturnya.