Jakarta – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto memiliki sejumlah pesan untuk para pengurus Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) PDIP yang baru dilantik. Menurut Hasto, segenap jajaran DPLN PDIP akan mengemban misi, termasuk berbagai tugas diplomasi dalam bidang budaya, kuliner, dan wisata.
Hal ini disampaikan Hasto saat memberikan pengarahan usai melantik pengurus DPLN di kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (4/12/2021). Hasto didampingi Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDIP Ahmad Basarah. Sejumlah ketua DPP yaitu Djarot Saiful Hidayat, Rudianto Tjen, Sukur H Nababan, Yanti Sukamdani dan Eriko Sotarduga mengikuti prosesi pelantikan secara daring.
Selain berbagai tugas tersebut, Hasto mengingatkan satu hal penting yang dapat dilakukan DPLN PDIP. “Di luar segalanya adalah bagaimana saudara-saudara sekalian membangun international network agar PDI Perjuangan nantinya, kita bercita-cita, kita dapat mengadakan konferensi partai politik se-Asia Afrika bahkan dengan Amerika Latin sekalipun,” kata Hasto.
“Karena Bung Karno pernah mencanangkan pascamenggagas the new emerging forces, suatu tata dunia baru dari suatu negara-negara yang baru merdeka, yang melawan berbagai bentuk establishment yang diwarnai oleh ideologi-ideologi besar dunia. Baik kiri maupun kanan, yang kedua-duanya ternyata mengandung benih penjajahan,” imbuh Hasto.
Hasto mengatakan Soekarno membangun the new emerging forces, suatu kekuatan baru yang memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian dunia, keadilan bagi dunia, termasuk di situasi sekarang keadilan untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
“Karena itulah, semangat ini sangat penting, DPLN harus terus berjuang, sebagaimana pemimpin negarawan yang mengembangkan kepemimpinan intelektual. Karena itu, pengurus DPLN harus menjadi bagian dari gerbang kemajuan,” tegas Hasto.
Segenap DPLN PDIP juga diharapkan dapat memahami kampanye modern dengan menggunakan basis metodologi teknologi informasi. “Jadi yang berada di negara yang relatif dalam penguasaan pengetahuan dan teknologi yang menunjukkan suatu tingkat kemajuan peradaban,” kata Hasto.
“Dengan demikian tugas DPLN bukanlah semata-mata untuk melakukan tugas kepartaian, melakukan rekruitmen anggota, pendidikan politik, kaderisasi kepemimpinan, melakukan fungsi sosialisasi kebijakan, fungsi representasi dari kader banteng, untuk terus melakukan kaderisasi politik dan menjaring aspirasi warga negara Indonesia yang berada di luar negeri,” ucap Hasto.
Hasto memberi contoh apa yang harus dilakukan bagi DPLN yang tinggal di wilayah yang banyak tenaga kerja Indonesia (TKI), seperti di Hongkong, Taiwan. Begitu juga di negara yang banyak persoalan-persoalan TKI, seperti di Malaysia. Meski tugas DPLN sangat penting, Hasto mengatakan dalam kegiatannya tetap terikat pada AD/ART partai.