Jakarta – Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menunjuk Arief Prasetyo Adi sebagai Pelaksana Tugas atau Plt Menteri Pertanian, pada Jumat pekan lalu, 6 Oktober 2023. Penunjukan ini dilakukan untuk menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri dari jabatannya usai terseret kasus rasuah.
“Tadi malam saya sudah diberikan kepada saya, dari Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara) tentang surat pengunduran diri dari Pak Syahrul Limpo. Iya sudah saya terima (suratnya) dan pagi tadi sudah ditindaklanjuti,” kata Jokowi, Jumat, 6 Oktober 2023. “Sudah saya tandatangani juga, penggantinya masih Plt. Plt-nya Pak Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional.”
Jabatan baru yang dipercayakan Jokowi kepada Arief Prasetyo Adi ini seiring dengan tugas pekerjaan rumah yang tidak sedikit. Lantas, apa saja PR Jokowi untuk Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan diberikan banyak tugas oleh Presiden Jokowi yang harus diselesaikan terkait keadaan dan keamanan pangan di Indonesia. Salah satunya adalah penyelesaian penugasan impor beras 2 ton yang harus selesai paling lambat pada November 2023. Selain itu, ada juga rencana penambahan 1,5 juta ton beras untuk mengamankan cadangan beras pemerintah atau CBP.
“Saya lagi minta quick win 3 bulan, jadi dalam 2 hari terakhir saya minta untuk dipersiapkan. Saya mau ngawal eksekusinya secara detail satu per satu,” kata Arief saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Senin, 9 Oktober 2023.
Seperti diketahui, Bulog mendapatkan tugas impor beras sebanyak 2 juta ton pada 2023. Hingga saat ini, realisasi impor tersebut sudah mencapai 1,12 juta ton. Sedangkan sisanya sebanyak 875.304 ribu ton beras impor masih dalam perjalanan ke Tanah Air.
Berdasarkan catatan Bapanas, stok beras per 6 Oktober 2023 di gudang Bulog sebesar 1,7 juta ton. Dengan rincian sebesar 1,63 juta ton CBP dan 74 ribu ton stok beras komersial. 5 persen stok CBP tersebut berasal dari impor.
Adapun realisasi penyerapan CBP dari dalam negeri tahun ini sebanyak 859.378 ton. Sedangkan dari luar negeri atau impor mencapai 2,3 juta ton. Jumlah beras impor tersebut termasuk carry over atau pengalihan penugasan impor pada tahun lalu.
Perihal impor beras tambahan sebanyak 1,5 juta ton, Arief mengatakan akan dilakukan secepatnya. Namun, ia pesimistis realisasi impor ini bisa rampung pada akhir tahun ini. Meski begitu, dia mengungkapkan sudah berkolaborasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mempercepat prosesnya.
Arief menjelaskan penambahan beras impor dilakukan untuk mengantisipasi penurunan produksi akibat El Nino. Terlebih, harga beras belakangan tengah meningkat melonjak. Berdasarkan laman Panel Harga Pangan dari Bapanas per 9 Oktober 2023, harga beras medium naik menjadi Rp 13.230 per kilogram. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat harga beras medium menembus Rp 14.400 per kilogram.